Minggu, 03 Oktober 2010

Bagaimana pengaruh Hp terhadap perkembangan anak?

Dampak secara umum :
Banyak pengguna ponsel yang mungkin tidak mengetahui bahwa ponsel yang mereka gunakan dapat mengirimkan gelombang radiasi ke dalam otak mereka.Sesungguhnya setiap ponsel memiliki spesifikasi ukuran banyaknya energi gelombang mikro yang dapat menembus ke dalam bagian tubuh seseorang tergantung pada seberapa dekat ponsel dengan kepala. Paling tidak kurang lebih sebanyak 60 persen dari radiasi gelombang mikro yang diserap dan menembus daerah sekitar kepala.
Pada saat menelepon radiasi dekat dengan otak dan bisa mempengaruhi sistem otak & syaraf. Walaupun efeknya relatif kecil seperti pusing, tapi lama kelamaan bisa jadi masalah serius. Dan yang paling mengkhawatirkan, risiko terbesar pemakaian ponsel adalah pada anak-anak. Para ahli organisasi kesehatan sedunia (WHO) sangat menganjurkan agar pemakaian handphone terutama di kalangan usia kanak-kanak dibatasi sedemikian rupa ataupun pemakaiannya dengan menggunakan hands-free guna untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi, berhubung alasan rawannya sel otak dalam usia kanak-kanak yang sedang mengalami pertumbuhan.
Setelah 10 tahun memakai handphone risiko seseorang menderita tumor telinga meningkat empat kali lipat. Para ilmuwan yakin, penggunaan handphone minimal selama 10 tahun meningkatkan risiko menderita tumor telinga. Berdasarkan riset yang dilakukan Institute Karolinska, Swedia, terhadap 750 orang, ditemukan risiko menderita acoustic neuroma meningkat 3 ,9 kali lipat pada sisi kepala dimana handphone sering ditempelkan. Sedangkan pada sisi kepala yang tidak pernah atau jarang ditempeli handphone, tidak ditemukan risiko apapun.“Riset ini jelas menunjukkan risiko itu hanya terjadi pada sisi kepala dimana telepon genggam sering ditempelkan”.
Pada penderita tumor otak, terjadi pembesaran volume otak, sedangkan ukuran wadahnya yang dibatasi tulang tengkorak tidak berubah. Sebagai akibatnya, terjadi peninggian tekanan di dalam rongga kepala. Peninggian tekanan ini menyebabakan penekanan pada selaput otak sehingga penderita mengeluh sakit kepala. Selain itu, penambahan volume juga meninggikan tekanan cairan LCS. LCS (cerbrospinal space) merupakan cairan otak yang dihasilkan melalui proses di empat rongga yang terdapat di dalam otak (brain ventricle). Dua yang pertama terdapat di otak besar kiri kanan (lateral ventricle), dari sana LCS dialirkan ke rongga tengah (third ventricle), lalu setelah ditambah LCS produk rongga itu dialirkan lagi melalui saluran di batang otak (fourth ventricle).
Rongga terakhir ini juga menghasilkan LCS yang selanjutnya dialirkan melalui dua pasang lubang keluar, dari rongga ini menuju lapisan subarachnoid. Gangguan aliran LCS pada salah satu bagian tersebut pada orang yang terkena infeksi radiasi telepon genggam menyebabkan peninggian tekanan cairan LCS. Peninggian tekanan ini dapat diukur melalui pengukuran dengan alat yang dipasang di daerah pinggang mata (optic disc). Oleh karena itu, dugaan adanya kanker otak dapat diketahui melalui pemerikasaan mata dengan oftalmoskop. Pada pemeriksaan ini akan terlihat bagian optic disc bengkak dan keruh.
Untuk menjalanan fungsinya meneruskan impuls atau rangsangan, terjadi aliran listrik pada sel saraf. Aliran listrik itu pada hakikatnya ditimbulkan oleh pergerakan ion negatif dan ion positif keluar masuk sel dan menyebrang dari satu serabut ke serabut yang lain. Dengan adanya gerakan listrik ini, cortex atau lapisan kelabu otak dapat diperiksa keadaannya dengan elektroensefalo grafi (EEG).


1.Lemah Otak
Para peneliti dari Swinburne University of Technology's Brain Sciences Institute di Melbourne, Australia menemukan para pengguna ponsel yang merespon telepon lebih pelan selama 30 menit, cenderung akan mengalami perbaikan memori, namun kurang cepat tanggap dalam merespon sesuatu. Para peneliti melakukan serangkaian tes psikologi pada 120 partisipan yang terekspos emisi telepon selular selama setengah jam sampai satu jam. Hasil riset yang dimuat dalam Jurnal Neuropsychologia menunjukkan ada perubahan kecil pada fungsi otak meski tak begitu terlihat, terutama pada mereka yang terekspos bidang elektromagnetik dari telepon selular. Studi menunjukkan bukti respon yang lamban pada partisipan yang melakukan reaksi sederhana dan reaksi yang lebih kompleks, seperti memberikan respon saat diminta memilih lebih dari dua alternatif.. Penelitian masih akan terus dilakukan, terutama dengan penggunaan resonansi magnetik untuk menganalisa cara kerja otak. Namun penelitian ini masih belum dipublikasikan, karena dampak radiasi ponsel cenderung terus meningkat. Para pengguna ponsel, terutama yang menggunakan ponsel dalam kapasitas berlebihan cenderung mengalami penurunan atau perubahan sistem yang cukup berarti dibanding mereka yang menggunakan ponsel seperlunya. Namun dalam studi penelitian tersebut, peneliti tak menemukan dampak ponsel pada gangguan kesehatan, meskipun diakui studi ini tak memfokuskan pada konsekuensi kesehatan, tapi lebih ditekankan pada fungsi otak.
2.Kulit Mudah Berkerut
Setelah beberapa waktu sebelumnya radiasi ponsel pernah dinyatakan memicu kanker otak, kini sebuah riset tengah menyatakan pengaruh radiasi ponsel terhadap kesehatan kulit. Para pengawas radiasi Finlandia tengah mempelajari efek ponsel pada protein manusia dengan melakukan tes langsung pada kulit, apakah efek transmisi pada handset memberi pengaruh pada kulit mereka. Sebuah penelitian yang dilakukan meneliti sebuah area kecil di kulit lengan para responden yang terkena radiasi ponsel dalam jangka waktu satu jam. Kemudian para peneliti mengambil contoh kulit tersebut dan membadingkannya dengan kondisi kulit sebelum tereskpos radiasi.Penelitian kali ini tetap menggunakan contoh sel wanita, untuk menjaga konsistensi penelitian yang sebelumnya dilakukan Radiation and Nuclear Safety Authority.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa radiasi ponsel menyebabkan tingkat sel kulit berubah, seperti menimbulkan kerutan pada kulit, meskipun sampai saat ini masih belum bisa dipastikan pengaruhnya pada kesehatan. Sel-sel kulit tersebut mengalami banyak perbedaan ketika mereka tetap berada di badan dibandingkan kondisi lingkungan laboratorium.. Beberapa peneliti bahkan menduga kanker otak yang selama ini sudah umum dijumpai di masyarakat adalah hasil dari penggunaan ponsel, namun masih belum didapat bukti yang jelas untuk mendukung pernyataan tersebut. Terdapat sebuah hubungan tak langsung antara kanker dengan protein berbahaya yang menuju otak, namun hal ini baru sebuah spekulasi.
3.Mengancam kesehatan anak
Para dokter di Austria memperingatkan adanya bahaya ponsel bagi anak-anak dan menyerukan agar semua ponsel dilengkapi keterangan mengenai tingkat radiasi. Peluncuran obat ke pasaran selalu dilengkapi keterangan efek obat. Beda dengan peluncuran ponsel, efekya tidak diketahui.
4.Berpengaruh negatif terhadap kesuburan pria
Efek samping dari radiasi handphone juga berpengaruh pada tingkat kesuburan pria. Seseorang yang suka menyimpan handphone di saku celana, atau dimasukkan dalam sarung kecil kemudian digantung di pinggang, maka jumlah sperma bisa berkurang hingga 30 persen.“Radiasi yang dipancarkan ponsel berpengaruh negatif terhadap produksi sperma, dan kesuburan pria,” kata Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Szeged, Hungaria, yang akan melaporkan hasil penelitiannya dalam konferensi The European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) di Berlin, Jerman. Dalam penelitiannya, timnya menganalisa sperma 221 pria, dan mengamati perilaku mereka dalam menggunakan ponsel. Para ilmuwan ini menemukan adanya korelasi positif antara penggunaan ponsel - bahkan jika hanya di set dalam posisi standby- dengan berkurangnya kualitas dan kuantitas sperma.

HP Lebih Merusak Pada Otak Anak-anak
• Jauhkan HP dari anak-anak karena otak mereka yang masih muda sangat sensitive terhadap radiasi HP jika terkena cukup lama. Terlebih lagi bayi jauh lebih sensitive lagi bahkan beberapa tidak bisa menahannya.
• Departemen kesehatan masyarakat Toronto telah menasehatkan para remaja dan anak-anak keciluntuk membatasi penggunaan ponsel mereka, dalam rangka menghindari resiko kesehatan yang cukup potensial. Ini merupakan ebijakan yang pertama di Kanada.
• Para pejabat sudah memperingatkan bahwa oleh karena adanya efek samping dari radiasi frekuensi radio, anak-anak di bawah umur delepan tahun seharusnya menggunakan telepon selular hanya dalam keadaan darurat, dan para remaja perlu membatasi panggilan untuk kurang dari 10 menit
• Selama bertahun-tahun, kebanyakan para pejabat kesehatan pemerintah kurang peduli terhadap segala resiko yang ada. Tetapi dengan adanya beberapa penelitian, suatu pola mulai terlihat bahwa orang-orang yang menggunakan telepon selular mereka untuk suatu periode waktu yang lama berada pada resiko lebih besar terhadap kemungkinan terkena tumor otak tertentu.

Kamis, 02 September 2010

Tugas perkembangan emosi

1.3 tahun diharapkan dapat :
- memiliki teman
- memiliki interaksi
- berbagi mainan
- minta izin
- mengekspresikan emosi
- menunggu/menunda keinginan
- menikmati kedekatan sementara dengan teman main

2.4 tahun diharapkan dapat :
- menunjukkan kebanggaan
- membuat sesuatu
- memecahkan masalah dengan teman
- rasa percaya diri
- menceriakan pengalaman/kejadian
- menyatakan alasan untuk perasaan orang lain
- menggunakan barang-barang dengan hati-hati
- menghentikan perilaku dengan teguran

3.5 tahun diharapkan dapat :
- memiliki beberapa kawan/sahabat
- memuji/memotivasi/menolong orang lain
- mencari kemandirian
- menyatakan pernyataan positif tentang keunikan dan keterampilan
- berteman secara mandiri

Senin, 08 Maret 2010

Konsep sehat menurut Henry L Blum


Menurut Henry L Blum sehat dipengaruhi oleh beberapa hal,
  1. Lingkungan
  2. Gaya hidup
  3. Pelayanan kesehatan
  4. Populasi
Keempat faktor itu saling keterkaitan oleh faktor yang lain seperti yang ada pada diagram diatas.

            Lingkungan sendiri berhubungan dengan SDA dan keseimbangan ekonomi,
maksudnya ialah dalam lingkungan tidak terlepas oleh dua faktor tersebut. Jika terjadi bencana alam maka SDA/lingkungan ikut rusak, jika banyak akan banyak juga fasilitas hidup ini yang rusak/tidak dapat dipergunakan secara tepat. Misalnya saja saat terjadi tanah longsor maka bukan hanya bangunan yang banyak rusak akan tetapi juga mengakibatkan masyarakat sulit untuk mendapat air bersih, karena daerah yang terkena bencana itu adalah lingkungan orang tidak mampu maka masyarakat sekitar tidak mampu untuk membeli air bersih jadi mereka menggunakan air keruh untuk  kebutuhan sehari-hari. Dengan menggunakan air keruh/kotor maka dengan cepat penularan bakteri maupun virus sehingga adanya bencana alam sangat identik dengan serangan penyakit terhadap masyarakat yang terkena bencana alam.
            Masyarakat yang satu dengan yang lain dari segi ekonomi tidak seimbang maka tidak akan sama pula gaya hidup mereka. Misalnya saja orang yang kaya memiliki gaya hidup yang baik dengan memperhatikan makanan yang dimakan, lingkungan tempat tinggal dsb, dilihat dari gaya hidup ini maka dapat dilihat mereka akan jarang terserang penyakit. Sedang untuk orang/masyarkat yang kurang mampu gaya hidup mereka apa adanya, jangankan untuk menjaga makanan dengan empat sehat lima sempurna mereka bisa makan saja sudah beruntung, untuk tempat tinggal dapat mempertahankan hidup dengan makanan yang adanya saja sudah beruntung jadi dapat tidur nyenyak saja sudah cukup tanpa memperhatikan lingkungan/tempat tinggal. Dengan keadaan yang demikian maka tidak heran jika banyak mereka yang terserang penyakit.
            Orang kaya pun tidak luput dari penyakit jika gaya hidupnya tidak baik hanya menikuti kepuasan individunya. Misalnya saja suka minum minuman keras mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau untuk lebih mudahnya saja mereka senang memakan makanan cepat saji padahal di dalamnya banyak unsur yang tidak baik untuk kesehatan. Orang yang terlalu sibuk bekerja sehingga istirahatnya tidak teratur, untik memenuhi kebutuhan badannya mereka sering mengkonsumsi obat-obat untuk menambah stamina. Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur, merokok, minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh. Sekali-kali atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas melakukan kebiasaan-kebiasaan harian. Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat. Tubuh kita memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.
Pelayanan kesehatan yang banyak jauh dari baik juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Misalnya saja karena terkendala dana suatu puskesmas hanya memberi pelayanan apa adanya, padahal untuk mengobati orang yang sedang sakit harus bisa memberikan fasilitas kesehatan yang baik pula. Karena kepuasan individu dan sistem kebudayaan yang kurang baik maka pelayanan kesehatan juga kurang baik. Ada orang yang kurang mampu berobat kesuatu puskesmas karena adanya kedua faktor tersebut maka pelayannya kurang baik. Penderita tersebut hanya diberi obat yang tergolong murah saja karena dari segi finansial orang tersebut tidak mampu.
Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan:
a. Konsumen yang mengharapkan nilai ekuivalen antara biaya yang dikeluarkan dan produk
atau jasa yang diterima;
b. Kualitas harus merefleksikan keseimbangan antara ekspektasi dan tangung jawab;
c. Pengukuran 3 (tiga) elemen sebagai gambaran kualitas pelayanan, yaitu:
(1) Elemen sistem yang terstruktur sebagai fondasi.
Case Studi: Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Swasta
Drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD 9
(2) Proses yang pasti dalam menyediakan pelayanan.
(3) Outcome proses pelayanan kesehatan harus dapat ditentukan dampaknya
untuk jangka panjang.
d. Outcome pelayanan;
e. Penentuan struktur, proses, dan outcome;
f. Akreditasi pemberi pelayanan kesehatan dapat memenuhi standar yang kompetitif dalam
kualitas dan nilai.
Menurut WHO, elemen kualitas meliputi:
a. Penerima pelayanan (pendidikan, sosio-ekonomi, rural atau urban)
b. Pemberi Pelayanan (sistem, organisasi, kultur, politisi, pelatihan)
c. Teknologi (efek samping, keamanan)
Faktor yang mempengaruhi sakit juga dapat timbul dari kepercayaan atau budaya, misalnya Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa-rawa. Selain rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat. Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya. Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuk tanah pertanian, dan lain-lain akan diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah. Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan dioleskan ke seluruh tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh. Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria. Sudah dapat dilihat jelas proses penyembuhan itu kurang baik atau bahkan dapat membahayakan bagi kesehatan si penderita.
Sebagian besar dari seluruh penduduk dunia merupakan petani, buruh tani dan orang yang sebagian pendapatannya berasal dari bercocok tanam. Karena  kebutuhan akan laha besar. Petani Indonesia, di luar sektor perkebunan, ialah petani kecil dengan luas lahan yang sempit. Rata-rata luas lahan kurang dari 0,5 hektar tiap petani. Karena pertumbuhan jumlah penduduk petani bertambamakin kecil. Makin banyak pula petani yang tidak mempunyai lahan Keadaan ini menyebabkan meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan. Kebutuhan sandang pangan meningkat sedang lahan untuk menghasilkan itu semua semakin sedikit karena pertumbuhan penduduk/populasi yang besar sehingga harga bahan kebutuhan pokok meninggkat membuat para masyarakat kurang mampu semakin mereka semakin tidak sehat pola hidupnya.
            Masalah lain yang kita hadapi sebagai akibat bertambahnya penduduk ialah kebutuhan akan rumah yang sehat, saat ini banyak rumah yang besarnya hanya beberapa meter persegi saja, tingginya satu meter, terbuat dari plastik dan menempel pada tembok halaman orang Ada pula yang penduduk bermukim di bawahjembatan. Tempat pemukiman yang demikian tentulah tidak manusiawi. Rumah itu tidak mempunyai jamban, sumber air bersih dan tempat pembuangan sampah. Kebiasaan di desa untuk membuang air besar di mana- mana dilakukan pula di sini. Tetapi daurulang sampah jarang dilakukan di kota. Akibatnya sampah atau limbah lingkungan meningkat volumenya. Pelayanan sanitasi di banyak kota tidak bertambah, atau bahkan menurun karena adanya kerusakan saluran pembuangan. Misalnya di kebanyakan kota saluran pembuangan  jumlahnya tidak bertambah. Yang ada itu pun sebagian mengalami kerusakan. Sumber air yang tercemar limbah menyebabkan epidemi penyakit yang ditularkan oleh hewan juga mudah terjadi, misalnya demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.  Jarak terbang nyamuk ini tidak jauh. Tetapi, bila kepadatan penduduknya tinggi, di dalam radius terbangnya nyamuk itu akan menemukan banyak orang yang dapat digigitnya. Selain itu kebiasaan untuk membuang sampah di mana-mana, antara lain kaleng bekas yang berisi air setelah hujan, telah menciptakan banyaK tempat untuk berkembang-biaknya nyamuk ini. Dengan naiknya kepadatanpenduduk berarti jumlah orang per satuan luas bertambah.Karena itu jumlah produksi limbah per satuan luas jg bertambah. Dapat pula dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.Pencemaran limbah domestik mempunyai banyak akibat buruk. Yang paling ringan ialah menurunnya keindahan lingkungan. Penurunan keindahan itu sering diikuti oleh bau busuk. Penurunan keindahan itu akan mengganggu peruntukan sumberdaya untuk pariwisata.
  



Daftar  Rujukan

1.Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit
dalam Konteks Sosial Budaya
Sunanti Z. Soejoeti
Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
Departemen Kesehatan RI, Jakarta

2.Kesehatan Lingkungan
Dr. Irwin Aras
IKM/IKK FK-UNHAS

3.Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan
Novi Andriani
Ps : p. Biologi (reguler)

4.Rancangan peraturan daerah tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta
Drh. Wiku adisasmito, MSc, PhD
Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas indonesia
 






Menurut Henry L Blum sehat dipengaruhi oleh beberapa hal,
  1. Lingkungan
  2. Gaya hidup
  3. Pelayanan kesehatan
  4. Populasi
Keempat faktor itu saling keterkaitan oleh faktor yang lain seperti yang ada pada diagram diatas.

            Lingkungan sendiri berhubungan dengan SDA dan keseimbangan ekonomi,
maksudnya ialah dalam lingkungan tidak terlepas oleh dua faktor tersebut. Jika terjadi bencana alam maka SDA/lingkungan ikut rusak, jika banyak akan banyak juga fasilitas hidup ini yang rusak/tidak dapat dipergunakan secara tepat. Misalnya saja saat terjadi tanah longsor maka bukan hanya bangunan yang banyak rusak akan tetapi juga mengakibatkan masyarakat sulit untuk mendapat air bersih, karena daerah yang terkena bencana itu adalah lingkungan orang tidak mampu maka masyarakat sekitar tidak mampu untuk membeli air bersih jadi mereka menggunakan air keruh untuk  kebutuhan sehari-hari. Dengan menggunakan air keruh/kotor maka dengan cepat penularan bakteri maupun virus sehingga adanya bencana alam sangat identik dengan serangan penyakit terhadap masyarakat yang terkena bencana alam.
            Masyarakat yang satu dengan yang lain dari segi ekonomi tidak seimbang maka tidak akan sama pula gaya hidup mereka. Misalnya saja orang yang kaya memiliki gaya hidup yang baik dengan memperhatikan makanan yang dimakan, lingkungan tempat tinggal dsb, dilihat dari gaya hidup ini maka dapat dilihat mereka akan jarang terserang penyakit. Sedang untuk orang/masyarkat yang kurang mampu gaya hidup mereka apa adanya, jangankan untuk menjaga makanan dengan empat sehat lima sempurna mereka bisa makan saja sudah beruntung, untuk tempat tinggal dapat mempertahankan hidup dengan makanan yang adanya saja sudah beruntung jadi dapat tidur nyenyak saja sudah cukup tanpa memperhatikan lingkungan/tempat tinggal. Dengan keadaan yang demikian maka tidak heran jika banyak mereka yang terserang penyakit.
            Orang kaya pun tidak luput dari penyakit jika gaya hidupnya tidak baik hanya menikuti kepuasan individunya. Misalnya saja suka minum minuman keras mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau untuk lebih mudahnya saja mereka senang memakan makanan cepat saji padahal di dalamnya banyak unsur yang tidak baik untuk kesehatan. Orang yang terlalu sibuk bekerja sehingga istirahatnya tidak teratur, untik memenuhi kebutuhan badannya mereka sering mengkonsumsi obat-obat untuk menambah stamina. Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur, merokok, minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh. Sekali-kali atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas melakukan kebiasaan-kebiasaan harian. Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat. Tubuh kita memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.
Pelayanan kesehatan yang banyak jauh dari baik juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Misalnya saja karena terkendala dana suatu puskesmas hanya memberi pelayanan apa adanya, padahal untuk mengobati orang yang sedang sakit harus bisa memberikan fasilitas kesehatan yang baik pula. Karena kepuasan individu dan sistem kebudayaan yang kurang baik maka pelayanan kesehatan juga kurang baik. Ada orang yang kurang mampu berobat kesuatu puskesmas karena adanya kedua faktor tersebut maka pelayannya kurang baik. Penderita tersebut hanya diberi obat yang tergolong murah saja karena dari segi finansial orang tersebut tidak mampu.
Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan:
a. Konsumen yang mengharapkan nilai ekuivalen antara biaya yang dikeluarkan dan produk
atau jasa yang diterima;
b. Kualitas harus merefleksikan keseimbangan antara ekspektasi dan tangung jawab;
c. Pengukuran 3 (tiga) elemen sebagai gambaran kualitas pelayanan, yaitu:
(1) Elemen sistem yang terstruktur sebagai fondasi.
Case Studi: Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Swasta
Drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD 9
(2) Proses yang pasti dalam menyediakan pelayanan.
(3) Outcome proses pelayanan kesehatan harus dapat ditentukan dampaknya
untuk jangka panjang.
d. Outcome pelayanan;
e. Penentuan struktur, proses, dan outcome;
f. Akreditasi pemberi pelayanan kesehatan dapat memenuhi standar yang kompetitif dalam
kualitas dan nilai.
Menurut WHO, elemen kualitas meliputi:
a. Penerima pelayanan (pendidikan, sosio-ekonomi, rural atau urban)
b. Pemberi Pelayanan (sistem, organisasi, kultur, politisi, pelatihan)
c. Teknologi (efek samping, keamanan)
Faktor yang mempengaruhi sakit juga dapat timbul dari kepercayaan atau budaya, misalnya Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa-rawa. Selain rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat. Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya. Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuk tanah pertanian, dan lain-lain akan diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah. Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan dioleskan ke seluruh tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh. Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria. Sudah dapat dilihat jelas proses penyembuhan itu kurang baik atau bahkan dapat membahayakan bagi kesehatan si penderita.
Sebagian besar dari seluruh penduduk dunia merupakan petani, buruh tani dan orang yang sebagian pendapatannya berasal dari bercocok tanam. Karena  kebutuhan akan laha besar. Petani Indonesia, di luar sektor perkebunan, ialah petani kecil dengan luas lahan yang sempit. Rata-rata luas lahan kurang dari 0,5 hektar tiap petani. Karena pertumbuhan jumlah penduduk petani bertambamakin kecil. Makin banyak pula petani yang tidak mempunyai lahan Keadaan ini menyebabkan meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan. Kebutuhan sandang pangan meningkat sedang lahan untuk menghasilkan itu semua semakin sedikit karena pertumbuhan penduduk/populasi yang besar sehingga harga bahan kebutuhan pokok meninggkat membuat para masyarakat kurang mampu semakin mereka semakin tidak sehat pola hidupnya.
            Masalah lain yang kita hadapi sebagai akibat bertambahnya penduduk ialah kebutuhan akan rumah yang sehat, saat ini banyak rumah yang besarnya hanya beberapa meter persegi saja, tingginya satu meter, terbuat dari plastik dan menempel pada tembok halaman orang Ada pula yang penduduk bermukim di bawahjembatan. Tempat pemukiman yang demikian tentulah tidak manusiawi. Rumah itu tidak mempunyai jamban, sumber air bersih dan tempat pembuangan sampah. Kebiasaan di desa untuk membuang air besar di mana- mana dilakukan pula di sini. Tetapi daurulang sampah jarang dilakukan di kota. Akibatnya sampah atau limbah lingkungan meningkat volumenya. Pelayanan sanitasi di banyak kota tidak bertambah, atau bahkan menurun karena adanya kerusakan saluran pembuangan. Misalnya di kebanyakan kota saluran pembuangan  jumlahnya tidak bertambah. Yang ada itu pun sebagian mengalami kerusakan. Sumber air yang tercemar limbah menyebabkan epidemi penyakit yang ditularkan oleh hewan juga mudah terjadi, misalnya demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.  Jarak terbang nyamuk ini tidak jauh. Tetapi, bila kepadatan penduduknya tinggi, di dalam radius terbangnya nyamuk itu akan menemukan banyak orang yang dapat digigitnya. Selain itu kebiasaan untuk membuang sampah di mana-mana, antara lain kaleng bekas yang berisi air setelah hujan, telah menciptakan banyaK tempat untuk berkembang-biaknya nyamuk ini. Dengan naiknya kepadatanpenduduk berarti jumlah orang per satuan luas bertambah.Karena itu jumlah produksi limbah per satuan luas jg bertambah. Dapat pula dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.Pencemaran limbah domestik mempunyai banyak akibat buruk. Yang paling ringan ialah menurunnya keindahan lingkungan. Penurunan keindahan itu sering diikuti oleh bau busuk. Penurunan keindahan itu akan mengganggu peruntukan sumberdaya untuk pariwisata.
  



Daftar  Rujukan

1.Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit
dalam Konteks Sosial Budaya
Sunanti Z. Soejoeti
Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
Departemen Kesehatan RI, Jakarta

2.Kesehatan Lingkungan
Dr. Irwin Aras
IKM/IKK FK-UNHAS

3.Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan
Novi Andriani
Ps : p. Biologi (reguler)

4.Rancangan peraturan daerah tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta
Drh. Wiku adisasmito, MSc, PhD
Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas indonesia
 






Menurut Henry L Blum sehat dipengaruhi oleh beberapa hal,
  1. Lingkungan
  2. Gaya hidup
  3. Pelayanan kesehatan
  4. Populasi
Keempat faktor itu saling keterkaitan oleh faktor yang lain seperti yang ada pada diagram diatas.

            Lingkungan sendiri berhubungan dengan SDA dan keseimbangan ekonomi,
maksudnya ialah dalam lingkungan tidak terlepas oleh dua faktor tersebut. Jika terjadi bencana alam maka SDA/lingkungan ikut rusak, jika banyak akan banyak juga fasilitas hidup ini yang rusak/tidak dapat dipergunakan secara tepat. Misalnya saja saat terjadi tanah longsor maka bukan hanya bangunan yang banyak rusak akan tetapi juga mengakibatkan masyarakat sulit untuk mendapat air bersih, karena daerah yang terkena bencana itu adalah lingkungan orang tidak mampu maka masyarakat sekitar tidak mampu untuk membeli air bersih jadi mereka menggunakan air keruh untuk  kebutuhan sehari-hari. Dengan menggunakan air keruh/kotor maka dengan cepat penularan bakteri maupun virus sehingga adanya bencana alam sangat identik dengan serangan penyakit terhadap masyarakat yang terkena bencana alam.
            Masyarakat yang satu dengan yang lain dari segi ekonomi tidak seimbang maka tidak akan sama pula gaya hidup mereka. Misalnya saja orang yang kaya memiliki gaya hidup yang baik dengan memperhatikan makanan yang dimakan, lingkungan tempat tinggal dsb, dilihat dari gaya hidup ini maka dapat dilihat mereka akan jarang terserang penyakit. Sedang untuk orang/masyarkat yang kurang mampu gaya hidup mereka apa adanya, jangankan untuk menjaga makanan dengan empat sehat lima sempurna mereka bisa makan saja sudah beruntung, untuk tempat tinggal dapat mempertahankan hidup dengan makanan yang adanya saja sudah beruntung jadi dapat tidur nyenyak saja sudah cukup tanpa memperhatikan lingkungan/tempat tinggal. Dengan keadaan yang demikian maka tidak heran jika banyak mereka yang terserang penyakit.
            Orang kaya pun tidak luput dari penyakit jika gaya hidupnya tidak baik hanya menikuti kepuasan individunya. Misalnya saja suka minum minuman keras mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau untuk lebih mudahnya saja mereka senang memakan makanan cepat saji padahal di dalamnya banyak unsur yang tidak baik untuk kesehatan. Orang yang terlalu sibuk bekerja sehingga istirahatnya tidak teratur, untik memenuhi kebutuhan badannya mereka sering mengkonsumsi obat-obat untuk menambah stamina. Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur, merokok, minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh. Sekali-kali atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas melakukan kebiasaan-kebiasaan harian. Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat. Tubuh kita memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.
Pelayanan kesehatan yang banyak jauh dari baik juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Misalnya saja karena terkendala dana suatu puskesmas hanya memberi pelayanan apa adanya, padahal untuk mengobati orang yang sedang sakit harus bisa memberikan fasilitas kesehatan yang baik pula. Karena kepuasan individu dan sistem kebudayaan yang kurang baik maka pelayanan kesehatan juga kurang baik. Ada orang yang kurang mampu berobat kesuatu puskesmas karena adanya kedua faktor tersebut maka pelayannya kurang baik. Penderita tersebut hanya diberi obat yang tergolong murah saja karena dari segi finansial orang tersebut tidak mampu.
Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan:
a. Konsumen yang mengharapkan nilai ekuivalen antara biaya yang dikeluarkan dan produk
atau jasa yang diterima;
b. Kualitas harus merefleksikan keseimbangan antara ekspektasi dan tangung jawab;
c. Pengukuran 3 (tiga) elemen sebagai gambaran kualitas pelayanan, yaitu:
(1) Elemen sistem yang terstruktur sebagai fondasi.
Case Studi: Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Swasta
Drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD 9
(2) Proses yang pasti dalam menyediakan pelayanan.
(3) Outcome proses pelayanan kesehatan harus dapat ditentukan dampaknya
untuk jangka panjang.
d. Outcome pelayanan;
e. Penentuan struktur, proses, dan outcome;
f. Akreditasi pemberi pelayanan kesehatan dapat memenuhi standar yang kompetitif dalam
kualitas dan nilai.
Menurut WHO, elemen kualitas meliputi:
a. Penerima pelayanan (pendidikan, sosio-ekonomi, rural atau urban)
b. Pemberi Pelayanan (sistem, organisasi, kultur, politisi, pelatihan)
c. Teknologi (efek samping, keamanan)
Faktor yang mempengaruhi sakit juga dapat timbul dari kepercayaan atau budaya, misalnya Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa-rawa. Selain rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat. Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya. Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuk tanah pertanian, dan lain-lain akan diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah. Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan dioleskan ke seluruh tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh. Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria. Sudah dapat dilihat jelas proses penyembuhan itu kurang baik atau bahkan dapat membahayakan bagi kesehatan si penderita.
Sebagian besar dari seluruh penduduk dunia merupakan petani, buruh tani dan orang yang sebagian pendapatannya berasal dari bercocok tanam. Karena  kebutuhan akan laha besar. Petani Indonesia, di luar sektor perkebunan, ialah petani kecil dengan luas lahan yang sempit. Rata-rata luas lahan kurang dari 0,5 hektar tiap petani. Karena pertumbuhan jumlah penduduk petani bertambamakin kecil. Makin banyak pula petani yang tidak mempunyai lahan Keadaan ini menyebabkan meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan. Kebutuhan sandang pangan meningkat sedang lahan untuk menghasilkan itu semua semakin sedikit karena pertumbuhan penduduk/populasi yang besar sehingga harga bahan kebutuhan pokok meninggkat membuat para masyarakat kurang mampu semakin mereka semakin tidak sehat pola hidupnya.
            Masalah lain yang kita hadapi sebagai akibat bertambahnya penduduk ialah kebutuhan akan rumah yang sehat, saat ini banyak rumah yang besarnya hanya beberapa meter persegi saja, tingginya satu meter, terbuat dari plastik dan menempel pada tembok halaman orang Ada pula yang penduduk bermukim di bawahjembatan. Tempat pemukiman yang demikian tentulah tidak manusiawi. Rumah itu tidak mempunyai jamban, sumber air bersih dan tempat pembuangan sampah. Kebiasaan di desa untuk membuang air besar di mana- mana dilakukan pula di sini. Tetapi daurulang sampah jarang dilakukan di kota. Akibatnya sampah atau limbah lingkungan meningkat volumenya. Pelayanan sanitasi di banyak kota tidak bertambah, atau bahkan menurun karena adanya kerusakan saluran pembuangan. Misalnya di kebanyakan kota saluran pembuangan  jumlahnya tidak bertambah. Yang ada itu pun sebagian mengalami kerusakan. Sumber air yang tercemar limbah menyebabkan epidemi penyakit yang ditularkan oleh hewan juga mudah terjadi, misalnya demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.  Jarak terbang nyamuk ini tidak jauh. Tetapi, bila kepadatan penduduknya tinggi, di dalam radius terbangnya nyamuk itu akan menemukan banyak orang yang dapat digigitnya. Selain itu kebiasaan untuk membuang sampah di mana-mana, antara lain kaleng bekas yang berisi air setelah hujan, telah menciptakan banyaK tempat untuk berkembang-biaknya nyamuk ini. Dengan naiknya kepadatanpenduduk berarti jumlah orang per satuan luas bertambah.Karena itu jumlah produksi limbah per satuan luas jg bertambah. Dapat pula dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.Pencemaran limbah domestik mempunyai banyak akibat buruk. Yang paling ringan ialah menurunnya keindahan lingkungan. Penurunan keindahan itu sering diikuti oleh bau busuk. Penurunan keindahan itu akan mengganggu peruntukan sumberdaya untuk pariwisata.
  



Daftar  Rujukan

1.Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit
dalam Konteks Sosial Budaya
Sunanti Z. Soejoeti
Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
Departemen Kesehatan RI, Jakarta

2.Kesehatan Lingkungan
Dr. Irwin Aras
IKM/IKK FK-UNHAS

3.Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan
Novi Andriani
Ps : p. Biologi (reguler)

4.Rancangan peraturan daerah tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta
Drh. Wiku adisasmito, MSc, PhD
Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas indonesia